Widget edited by super-bee

Rabu, 12 Desember 2012

Preskripsi - Berbagai Macam Bentuk Sediaan Obat



Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan. Ketikapun bagi kita yang berpraktek di apotek, maka perlu diperhatikan benar etiket obat yanbg dibuat. Misalnya tablet dengan kaplet itu berbeda, atau tablet yang harus dikunyah dulu (seperti obat maag golongan antasida), seharusnyalah etiket obat memuat instruksi yang singkat namun benar dan jelas. Jangan sampai pasien menjadi bingung dengan petunjuk etiket obat. Oleh karena itu penting sekali bagi kita semua untuk mengetahui bentuk sediaan obat.



1. Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian luar.

2. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.

3. Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. Menurut jenisnya tablet dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian lagi
  • Tablet kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung desain cetakan.
  • Tablet cetak : Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
  • Tablet trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukan.
  • Tablet hipodermik : Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.
  • Tablet sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan meletakan tablet di bawah lidah.
  • Tablet bukal : Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi.
  • Tablet Effervescent : Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan".
  • Tablet kunyah : Cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.

4. Pil (pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.

5. Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan

6. Kaplet (kapsul tablet)
Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul.

7. Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).

8. Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),suspensi topikal (penggunaan pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi optalmik,suspensi sirup kering.

9. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.

10. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.

11. Ekstrak (extractum)
Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisisa nabati atau simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai.kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.

12. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.

13. Imunoserum (immunosera)
Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular0 dan mengikut kuman/virus/antigen.

14. Salep (unguenta)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.

15. Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan adalah :
a. Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
b. Penggunaan sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk anti muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik antipiretik.

16. Obat tetes (guttae)
Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae (obat dalam), guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales (tetes hidung), guttae opthalmicae (tetes mata).

17. Injeksi (injectiones)
Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.

sumber : Farmakope Indonesia Edisi IV
Baca SelengkapnyaPreskripsi - Berbagai Macam Bentuk Sediaan Obat

Wijaya Kusuma Si Bunga Misterus


Rabu malam tanggal 12-12-2012, ada yang istiwewa di area kos ku. Bunga unik yang kata orang dinamai Wijaya Kusuma mekar di pekarangan kos ku. Wijaya kusuma sudah menjadi salah satu bunga yang langka dan penuh misteri. Bunganya akan semerbak mewangi ketika mekar dan hanya mekar pada malam hari saja. Bunga Wijaya Kusuma hanya akan mekar sesaat  dan ketika pagi hari bunga pun langsung layu. Biasanya bunga Wijaya Kusuma banyak tumbuh dikarang.






































Jika menilik asal dari bunga ini adalah dari daratan Amerika Selatan, yang kemudian menyebar ke Cina dan masuk ke Indonesia di jaman Majapahit. Banyak masyarakat di pulau Jawa percaya bahwa siapa saja yang bisa melihat mekarnya bunga Wijaya Kusuma maka maka ia akan mendapatkan rejeki. “Bunga Wijaya Kusuma atau nama latinnya adalah Epiphyllum Anguliger berjenis kaktus, masuk pada divisi anthophita, bangsa opuntiales dan kelas dicotiledoneae. Terdapat sekitar 1.500 jenis (famili) dari kaktus. Tumbuhan kaktus bisa hidup subur pada daerah sedang hingga tropis. Demikian juga Wijaya Kusuma”


CIRI – CIRI UMUM
Umumnya tanaman berjenis kaktus memang sukar ditentukan morfologinya, namun tanaman Wijaya Kusuma bisa dilihat dengan jelas bagian daun dan batangnya, setelah tanaman ini berumur tua. Sebenarnya batang tanaman Wijaya Kusuma terbentuk dari helaian daun yang mengecil dan mengeras. Disaat tanaman ini masih muda warna daunnya kuning lembut. Daunnya berupa helaian daun pipih yang keras berwarna hijau berbentuk memanjang dan mengecil pada ujungnya dengan tepi yang bergelombang dan permukaan daun yang halus serta tidak berduri.


Tunas bunga Wijaya Kusuma akan muncul pada gelombang daun, berupa kuncup yang makin lama makin panjang tangkai bunganya hingga bunga itu menjuntai ke bawah. Tangkai dan kuncup bunga biasanya berwarna merah muda tetapi bunganya sendiri berwarna putih. Bunga ini dapat tumbuh baik ditempat yang terlindung dari sengatan sinar matahari atau pada iklim yang tidak terlalu panas. Bila akan ditanam dalam pot maka lebih baik diberi media tanam campuran lumut Sphagnum, hancuran batang paku tiang, dan pasir bersih sedikit seperti saat menanam anggrek.


























KHASIAT WIJAYA KUSUMA
Kandungan kimia pada tanaman wijaya kusuma mempunyai daya ampuh untuk meredam rasa sakit dan mampu menetralisir pembekuan darah. Wijayakusuma juga memiliki daya yang dapat mempercepat masaknya luka abses. Sayangnya komposisi kandungan kimia yang terdapat pada tumbuhan ini belum ada penelitian.


OBAT LUKA
Bahan, 1 helai daun wijayakusuma, Cara membuat: ditumbuk halus, Cara menggunakan: dioleskan pada luka, kemudian dibalut perban.



BATUK DAN DAHAK BERDARAH
Rebus bunga wijayakusuma segar (3-5 kuntum), dengan tiga gelas air sampai tarsisa satu gelas. Tambahkan gula aren (15g). Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing setengah gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh.



PERDARAHAN RAHIM
Bersihkan bunga wijakusuma segar (2-3 kuntum) dan daging tanpa lemak (50g), lalu potong - potong seperlunya. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan air sampai semua bahan terendam, lalu tim. Setelah dingin, minum airnya. Isinya dimakan. Lakukan sehari dua kali, masing-masing separuhnya.
SESAK NAPAS
Cuci bunga wijayakusuma segar (3-5 kunum), lalu potong-potong seperlunya. Masukkan ke dalam mangkuk, tambahkan gula batu dan air sampai permukaannya terendam seluruhnya, lalu tim. Setelah dingin, saring dan minum airnya seharidua kali, masing-masing separuhnya.



sumber: www.rudydewanto.com


Baca SelengkapnyaWijaya Kusuma Si Bunga Misterus

Senin, 10 Desember 2012

Farmakologi - Angina



Definisi
  •  Merupakan gejala dari penyakit kardiovaskular.
  •  Sindrom dgn nyeri di dada akibat terjadinya iskemia pada miokardium (kebutuhan O2 miokardium >> daripada pasokannya)
  • Iskemi miokardium (berkurangnya pasokan O2 jantung dapat terjadi krn penyempitan pembuluh darah koroner) : Pembentukan plak aterosklerosis, Spasme pembuluh darah.
  • Pemicu Angina : Nyeri angina biasa timbul setelah beraktivitas berat, emosi maupun cuaca dingin
Mekanisme Terjadinya Angina
Jika terjadi penyumbatan è Aliran darah tdk normal è Suplai O2 ke otot jantung berkurang è Timbul rasa nyeri (Angina)

Gejala
  • Rasa tertekan atau rasa sakit di bawah tulang dada (sternum).
  •  Nyeri juga bisa dirasakan di  bahu kiri atau di lengan kiri sebelah dalam punggung, tenggorokan, rahang atau gigi.
  • Sesak nafas

·
Jenis Angina
·         Angina Stabil à nyeri dada saat beraktivitas, disebabkan penyumbatan oleh aterosklerosis
·         Angina tak stabil à nyeri dada saat istirahat, disebabkan oleh terbentukny trombus yg labil pada plak
·         Angina Varian/ Angina Prinzmetal à disebabkan oleh spasme pembuluh darah koroner

Anti Angina















(1)    Nitrat dan Nitrit
·         Mrpk ester asam nitrit/ asam nitrat dgn alkohol.
·         Obat Utama : Nitrogliserin, ISDN (Isosorbid dinitrat), ISMN (isosorbid mononitrat).
·         Tujuan : Menurunkan preload & afterload yaitu dg cara mendilatasi vena & arteri. Menurunkan tekanan arteri & venous return ke jantung.
·         Mekanisme kerja : NTG di-denitrasi oleh glutathion S-transferaseà
ion nitrit bebas dilepaskanà NOà aktivasi guanilil siklaseà peningkatan cGMPà relaksasi otot . atau melebarkan pembuluh darah (memperbaiki sirkulasi koroner) dan menurunkan beban jantung.
·         Farmakokinetika : Bioavailabilitas NTG & ISDN oral sangat rendah. Rute SubLingual/SL lebih dipilih untuk terapi angina dengan efek cepatà Onset: 1-3 menit. Durasi yg pendek: < 20-30 menit; tidak cocok untuk terapi pemeliharaan. Jika dibutuhkan durasi lebih lamaà preparat oral. Formulasi NTG lain: bukal, oral dan transdermal.
·         Toksisitas : Gejala toksisitas umum: respon dari vasodilatasi, spt: takikardia, hipotensi ortostatik, sakit kepala. Interaksi: nitrat berinteraksi dgn sildenafil. Sildenafil menghambat phosphodiesterase isoform (PDE5) yg memetabolisir cGMP. Kombinasi penggunaan nitrat (mll ↑ produksi cGMP) dan sildenafil/PDE5 inhibitor (mll Ô penguraian cGMP) menyebabkan relaksasi sinergis pada otot halus yg berpotensi pada terjadinya hipotensi yg berbahaya dan kegagalan organ
Contoh obat:
















(2)    Ca channel blocker
·         Mekanisme : Menghambat masuknya Ca ke dalam sel pb darah & jantung à Ô kontraksi otot polos pb darah dan miokardium à Ô tekanan arteri dan resistensi pembuluh koroner
·         Tujuan : Mengurangi kebutuhan O2 jantung (Dilatasi arteri à afterload Ô) dan (Dilatasi pd otot jantung à kontraksi Ô à kerja jtg Ô)
·         Obat : Golongan dihidropiridin = Nifedipin: generik 5 & 10mg, Adalat™ 5, 10,   Adalat Oros™ 30 mg, Fedipin™, Nifedin™,Vasdalat™, Farmalat™, Xepalat™, Cordalat™, Amlodipin 5, 10 mg Norvask™, Tensivask™. Gol. Difenilalkilamin = Verapamil (Isoptin™ 80mg). Gol. Benzotiazepin, Diltiazem (Herbesser™, Farmabes™)

(3)    Beta Bloker
·         Memperlambat denyut jantung serta mengurangi kekuatan kontraksi jantung.
·         Mekanisme aksi : Mengeblok saraf simpatik (reseptor beta) di jantung, otot bronkus dan pembuluh darah è Menurunkan Heart rate, TD & kontraksi otot jantung è       Menurunkan kebutuhan O2.
·         ESO : Bradikardi, hipotensi, depresi, gangguan tidur, sesak napas
·         Kontra indikasi : Diabetes mellitus, blok AV, Asma, Hiperlipidemia, Gagal jantung
·         Beta blocker dapat mengurangi frekuensi serangan angina pada penderita angina stabil
·         Penggunaan bersamaan dengan nitrat organik lebih efektif dibandingkan penggunaan tunggal
·         Kombinasi beta blocker dgn CCB dihidropiridin dpt mencegah terjadinya takikardi
·         Obat penyekat beta 'non kardio selektif', yang berkerja memblokade reseptor Beta-1 dan Beta-2, contohnya adalah: 'Proponolol'.
·         Obat penyekat beta yang 'kardio selektif', yang bekerja memblokade reseptor Beta-1 saja, contohnya adalah: 'Atenolol', dengan nama dagang: Betablok™, Farnormin™, Tenormin™, Internolol™. 'Acebutolol', dengan nama dagang: Sectral™. 'Metoprolol', dengan nama dagang: Lopresor™, Seloken™.



Baca SelengkapnyaFarmakologi - Angina

Minggu, 09 Desember 2012

Farmakologi - Aritmia



Definisi
·         Aritmia adalah Gangguan pada pembentukan impuls dan atau konduksi impuls sehingga menyebabkan: Denyut terlalu lambat (bradikardi), atau Denyut terlalu cepat (takikardi).
·         Jantung memiliki sel-sel khusus yg bersifat automatis yg secara intrinsik menghasilkan potensial aksi berirama tanpa rangsangan dr luar à sel pace maker
·         Sistem perangsangan & konduksi jantung : Nodus Sinoatrial (SA), Jalur internodus, Nodus Atrioventrikular (AV), Berkas Atrioventrikular, dan Sistem Purkinye.
·         Perangsangan ritme jantung diatur oleh asetilkolin dan norepinefrin
·         Tiap sel mempunyai kemampuan melakukan eksitasi secara otonom & mengeksitasi sel sekitarnya, tp dlm keadaan normal SA Node lah yg dominan mengatur ritme jantung (Kecp. ritmik Nodus SA 70-80x/menit ; Kecp. ritmik nodus AV 40-60x/menit ; Kecp. ritmik sistem purkinye 15-40x/menit)
Penyebab Aritmia
1.      Adanya Automatisasi yg abnormal
·         Adanya sel jantung (ectopic focus) yg menunjukkan automatisasi yg lbh cepat dr nodus SA.
·         Adanya kerusakan sel miokard krn hipoksia.
·         Ada ketidakseimbangan elektrolit (t.u gangguan keseimbangan K+).
2.      Adanya kelainan induksi impuls
·         Adanya blokade satu arah krn kerusakan miokardium  menyebabkan sal. induksi yg abnormal (re-entry).
Tipe Aritmia
  1. Aritmia Supraventrikular à Aritmia bermula dari atrium atau atrioventrikular
·         Takikardi sinus, bradikardi sinus, paroxysmal supraventrikular takikardi, flutter atrial, fibrilasi atrial
  1. Aritmia Ventrikular à Aritmia berasal dari ventrikel
·         Takikardi nodus AV, heart block, kontraksi nodus prematur
  1. Aritmia Junctional
·         Kontraksi ventrikel prematur, takikardi (abnormal ritme dari ventrikel) ventrikel, fibrilasi ventrikel (adanya impuls dari beberapa tempat di ventrikel)
Terapi Aritmia
  1. Farmakologi : Biasa digunakan klasifikasi Singh-Vaughan Williams yang didasarkan hanya pada kanal atau reseptor yang terpengaruh.
  2. Nonfarmakologi : cardioversion, the implantable cardioverter-defibrillator (ICD), ablation.
Mekanisme Aksi Umum Obat-Obat Antiaritmia
·         Beraksi pada 1 atau lebih dari 3 arus kanal ion Na, Ca dan K (INa, ICa, IK).
·         Atau beraksi pada adrenoseptor yang mengatur arus kanal ion ini.
·         Atau beraksi pada AV node yang Ca-dependent dimana durasi refraktori tergantung pada tingkat pulih dari inaktivasi kanal Ca/Ca channel.

Anti Aritmia
Berdasarkan jenisnya dapat digolongkan sbg berikut :












1.      Obat grup 1(Local Anesthetics)
·         Diklasifikasikan lagi berdasarkan efeknya pada durasi potensial aksi (AP)
·         Mekanisme Aksi : Menghambat kanal Na shg mengurangi kepekaan sel jantung thd rangsangan; Memperlambat fase depolarisasi; Agen yang paling selektif adalah grup 1B yang berefek pada kanal Na saat iskemik, tidak pada saat normal.
Obat grup 1A
·         Cth: prokainamida, quinidin, disopiramid. Amiodaron (lebih sering masuk kelas 3)
·         Berefek pada aritmia atrial dan ventrikular dengan mengeblok Ina à memperlambat kecepatan konduksi pada atria, Purkinje fibers, dan sel ventrikel à meningkatkan interval QRS pada ECG
·         Juga mengeblok IK , memperlambat repolariasi à meningkatkan durasi AP dan ERP à meningkatkan interval QT.
Farmakokinetik, penggunaan klinis dan toksisitas :
·         Prokainamida terutama digunakan pada aritmia atrial dan ventricular: sering dipakai pada saat fase akut MI
·         Dapat menyebabkan hipotensi dan sindrom yang reversibel mirip lupus
·         Quinidin dan disopiramid lebih jarang digunakan
·         Quinidin menyebabkan cinchonism (sakit kepala, vertigo, tinnitus); tekanan; gangguan GI, reaksi autoimun, (cth, thrombocytopenic purpura).
·         Quinidine menurunkan klerens digoksin sehingga dapat meningkatkan konsentrasi serum glikosida secara signifikan
·         Disopiramid dapat memperburuk gagal jantung
·         semua agen grup 1A dapat menyebabkan aritmia baru
·         Hiperkalemia memperburuk toksisitas jantung pada agen grup 1.
Obat grup 1B
·         Cth: Lidocaine (rute IV or IM), Mexiletine (oral)
·         Lidocain berefek secara selektif saat iskemik atau depolarisasi; menurunkan durasi AP
·         Hanya punya sedikit efek pada sel jantung normalà efek kecil pada EKG
·         Phenytoin : antikonvulsan, bukan anastetik lokal kadang diklasifikasi obat grup 1B  karena dapat digunakan untuk mengatasi aritmia yang diinduksi penggunaan digitalis.
Farmakokinetik, penggunaan klinis dan toksisitas
·         Lidokain (rute im dan iv, tidak po) berguna pada aritmia ventrikel saat iskemik akut setelah MI
·         Mexiletin beraksi mirip, diberikan po
·         Dapat menyebabkan toksisitas layaknya anestesi lokal: stimulasi CNS seperti kejang; tekanan jantung; alergi
·         Dapat memperburuk aritmia, kejadiannya lebih jarang dibanding obat grup 1 A
·         Hiperkalemia meningkatkan toksisitas jantung.

2.      Obat Grup 2 (beta bloker)
·         Cth: Propranolol, esmolol
·         beraksi dengan mengeblok cardiac –adrenoceptor, penurunan cAMP à penurunan ion Na dan Ca
·         Interval PR lebih panjang oleh obat ini
·         Sotalol dan amiodarone, mempunyai efek pada obat grup 2 (lebih sering terklasifikasi grup 3)
Penggunaan klinis & toksisitas
·         Esmolol iv, (very short-acting blocker), digunakan pada aritmia akut
·         Propranolol, metoprolol, & timolol digunakan untuk pengobatan profilaksis pada pasien yang telah mengalami MI
·         Penggunaan obat ini bisa menurunkan progresi gagal jantung kronik dan menurunkan fatal aritmia

3.      Obat grup 3 (Potassium IK Channel Blockers)
·         Cth: Dofetilide, ibutilide, Sotalol (mempunyai 2 isomer optik-isomer beraksi bloker dan antiaritmia
·         Amiodarone biasanya diklasifikasi grup 3 karena mengeblok kanal K. obat ini jga memperpanjang durasi AP seperti bloker kanal Na
·         Dronedaron adalah obat baru, mirip dgn amiodaron, dengan efikasi dan toksisitas yang lebih sedikit
Mekanisme Aksi & Efek
·         Semua obat grup 3 memperpanjang durasi AP karena blokade kanal ion IK yang mengatur repolarisasi AP
·         Perpanjangan AP à meningkatkan periode refraktori à menurunkan kemampuan jantung merespon takikardi
·         Sotalol, ibutilide, dofetilide, dan amiodarone (dan kelas 1A) menghasilkan efek ini
·         Kenaikan QT tampak pada EKG
Penggunaan klinis & toksisitas
·         Sotalol tersedia dlm rute po
·         Dapat menyebabkan aritmia torsade de pointes.
·         Ibutilide dan dofetilide direkomendasikan pada atrial flutter dan fibrillation.
·         Toksisitas: induksi torsade de pointes.
Amidaron
·         Amiodaron, digunakan pada semua jenis antiaritmia, efikasinya paling tinggi
·         Broad spektrum amiodaron: mengeblok kanal Na, Ca, K dan adrenoseptor
·         Amiodaron menyebabkan deposit mikrokristal di kornea dan kulit, disfungsi tiroid), paresthesias, tremor, and pulmonary fibrosis.
·         Amiodarone jarang menyebabkan aritmia baru

4.      Antiaritmia Grup 4 (Calcium Channel Blockers)
·         Cth: Verapamil, Diltiazem
·         Nifedipine dan dihidropiridin lain tidak berefek antiaritmia
·         Verapamil dan diltiazem mengeblok kanal Caà memperlambat konduksi di AV node & aktivitas pacemaker à memperpanjang interval PR
Penggunaan klinis dan toksisitas
·         Tersedia secara oral dan parenteral
·         Toksisitas yang paling penting: efek farmakologi yg berlebihan, hipotensi bisa terjadi
·         Harus dihindari pada kasus takikardia ventrikel



Baca SelengkapnyaFarmakologi - Aritmia