![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhheHaqVMMp0XX4gG3Xc4MBqs3bK-ZeBs9Bh7GqhXKgI7iGCXFo9YfKBmWj1xEdPWRP3TOkoPERVvLi7PcrVoCelnEp51sn7rnZtvJDtd2LOiIyLWkITy8pVcZoL-1dGoiuq0yJsP4bIbs/s320/Burung+Pelatuk.jpg)
Tau
gak sih kenapa burung pelatuk tidak pusing saat mereka mematuk, mungkin akan
sedikit tersirat dalam benak pertanyaan ini. Burung pelatuk membenturkan
kepalanya 20 kali tiap detik. Namun otot, tulang dan kelopak matanya melindungi
burung kecil ini. Otot padat dan kuat pada leher burung pelatuk memberi
kekuatan mematuk berkali-kali. Otot ekstra pada kepala burung membuat burung
ini tak merasa kesakitan. Otot ini bertindak seperti helm pelindung otak.
Tak
seperti otak manusia, otak burung pelatuk ‘dijaga’ ketat otot dan tulang
kepala. Hal ini membuat otak burung tak berguncang-guncang ketika sedang
mematuk-matuk cabang pohon. Sepermilidetik sebelum mematuk, otot burung ini
berkonstraksi.
Kemudian
diikuti penutupan kelopak mata dalam. Kelopak mata ini berfungsi seperti sabuk
pengaman mata, kata ophthalmolog Ivan Schwab dari University of California
Davis. “Tanpa kelopak ekstra, retina burung ini bisa pecah atau keluar”.
‘Perlengkapan’
keamanan ini sangat penting bagi pelatuk jantan yang mematuk 12.000 kali tiap
hari selama musim kawin. Burung ini hanya mematuk dengan patukan lurus pada
pohon. Burung ini mencegah trauma kepala dengan bergerak dari satu sisi ke
lainnya.
Sumber: http://www.unikbaca.com/