Rosella yang memiliki nama ilmiah Hisbiscus sabdariffa L merupakan tanaman
bunga berasal dari India, namun ada juga yang mengatakan bahwa bunga rosella
berasal dari Afrika Barat. Namun bunga rosella sudah diperkenalkan di Malaysia
sejak lebih dari tiga abad yang lalu. Di wilayah India Barat, bunga ini dikenal
dengan nama Jamaican Sorrel. Pohon bunga rosella dapat tumbuh hingga mencapai
3-5 meter serta berbunga hampir sepanjang tahun. Bunga rosella berwarna cerah,
namun kelopak bunganya berwarna merah gelap dan tebal. Bagian yang biasanya
diolah adalah bagian kelopak bunga rosella yang memiliki rasa asam.
Khasiat rosela antara lain untuk menurunkan asam urat, Hipertensi, Diabetes mellitus,
memperbaiki metabolisme tubuh, melangsingkan tubuh, menghambat sel kanker, mencegah sariawan dan
panas dalam, menambah vitalitas, meredakan batuk, mencegah flu, antioksidan, antihipertensi, antikanker, antidepresi, antibiotik,
aprodisiak, diuretik (peluruh kencing), sedatif, tonik, dan menurunkan absorpsi
alkohol.
Pemanfaatan kelopak bunga Rosela sudah dikenal dan
diteliti baik oleh pakar kesehatan modern maupun pakar kesehatan tradisional di
berbagai negara di dunia. Kelopak bunga tersebut diketahui mengandung zat-zat
penting yang diperlukan oleh tubuh, seperti vitamin C, vitamin A,
protein esensial, kalsium, dan 18 jenis asam amino,
termasuk arginina dan legnin yang berperan dalam proses
peremajaan sel tubuh.
Secara tradisional, ekstrak kelopak rosela
berkhasiat sebagai antibiotik, aprodisiak (meningkatkan gairah seksual), diuretik
(melancarkan buang air kecil), pelarut, sedativ (penenang), dan tonik. Sebuah
penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau-Jong Wang, konsumsi rosela digunakan sebagai
salah satu cara baru untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Flora ini
terbukti secara klinis mampu mengurangi jumlah plak yang menempel pada dinding
pembuluh darah. Tidak hanya itu, rosela juga memiliki potensi untuk mengurangi
kadar kolesterol jahat yang disebut LDL dan lemak dalam tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa rosela
juga bermanfaat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan
darah tinggi), membantu program diet bagi penderita kegemukan (obesitas),
melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum, melancarkan dahak bagi
batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk melancarkan buang air besar.
Ditinjau menurut sudut pandang medis modern
(kedokteran), mengonsumsi olahan kelopak bunga rosela secara teratur
menunjukkan kesetaraan hasil dengan pengobatan modern (farmakologis) pada
beberapa penyakit berikut ini:
Sebagai Terapi Hipertensi
Pemberian ekstrak kelopak rosela yang mengandung 9,6
miligram anthocyanin setiap hari selama 4 minggu, mampu menurunkan
tekanan darah yang hampir sama dengan pemberian captopril 50 mg/hari.
Rosela terstandar tersebut dibuat dari 10 gram kelopak kering dan 0,52 liter
air (Herrera-Arellano, 2004). Terdapat penurunan tekanan darah sistolik sebesar
11,2 % dan tekanan diastolik sebesar 10,7% setelah diberi terapi teh
rosela selama 12 hari pada 31 penderita hipertensi sedang.
Asam Urat dan Kesehatan Ginjal
Tingginya kadar asam urat, kalsium dan natrium dalam
darah secara mekanisme normal tubuh akan dikurangi dengan membuang kelebihan
unsur tersebut melalui ginjal. Jika kondisi demikian dibiarkan berlangsung lama
akan memberatkan kerja ginjal sebagai penyaring darah dalam tubuh. Kondisi ini
dapat memicu kesakitan pada ginjal. Dengan mengonsumsi rosela, ditemukan
penurunankreatinin, asam urat, sitrat,
tartrat, kalsium, natrium,
dan fosfat dalam
urin pada 36 pria yang mengonsumsi jus rosela sebanyak 16-24 g/dl/hari.
Khasiat Lebih jauh
Rosela diketahui memiliki kandungan senyawa fenolik
yang berfungsi sebagai antioksidan sebanyak
23,10 mg dalam setiap gram bobot kering kelopak rosela. Sejumlah antioksidan yang
dikandung rosela tersebut memiliki aktivitas 4 kali lebih tinggi dibanding
bubuk kumis kucing. Penelitian yang dilakukan oleh Ir Didah Nur Faridah MSi,
periset Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor,
menunjukkan bahwa kandungan antioksidan yang
dimiliki oleh kelopak rosela terdiri atas senyawa gossipetin, antosianin, dan
glukosida hibiscin yang mampu memberikan perlindungan terhadap berbagai
penyakit degeneratif (akibat proses penuaan) seperti jantung koroner, kanker,
diabetes melitus, dan katarak.
Peneliti Faculty of Agriculture, Kagoshima
University, De-Xing Hou menemukan adanya kandungan delphinidin
3-sambubioside dancyanidin 3-sambubioside, antosianin pada rosela yang
ampuh mengatasi kanker darah alias leukeimia. Cara kerjanya adalah dengan
menghambat terjadinya kehilangan membran mitokondrial dan pelepasan sitokrom
dari mitokondria ke sitosol. Jika molekul mengandung elektron seperti guanin
DNA terserang, kesalahan replikasi DNA mudah terjadi. Kerusakan DNA memicu oksidasi LDL,kolesterol,
dan lipid yang berujung pada penyakit ganas seperti kanker dan jantung koroner.
Namun, antioksidan yang dikandung rosela meredam aksi radikal bebas yang
menyerang molekul tubuh yang mengandung elektron. Secara singkat, adanya
mekanisme tersebut menjelaskan bagaimana antioksidan yang
terdapat dalam kelopak rosela menghambat pertumbuhan sel kanker dan kejadian
penyakit jantung koroner.
Selain hal-hal yang dikemukakan di atas, rosela juga
terbukti dapat menurunkan kadar trigliserida dan LDL-kolesterol dalam darah.
Penelitian terhadap efek kerabat bunga sepatu itu terhadap kegemukan juga
dilakukan oleh Sayago-Ayerdi SG dari Department of Nutrition, Universidad
Complutense de Madrid, Spanyol. Menurut Sayago rosela mengandung 33,9% serat
larut yang membantu meluruhkan lemak. Kendati demikian,kadar keasaman (pH)
seduhan rosela mencapai 3,14 sehingga perlu diwaspadai reaksi lambung untuk
pengidap maag,
karena kemungkinan memiliki efek merugikan.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Minuman yang terbuat dari bunga
rosela
Kesalahan
dalam pengolahan dan penyimpanan akan berpengaruh terhadap efektifitas
kandungan zat dalam rosela. Tentu saja hal tersebut mampu menurunkan
kemanfaatan terhadap tubuh dan efek dari mengonsumsi rosela seperti yang kita
harapkan tidak muncul. Kerusakan yang berdampak pada hilangnya manfaat
kandungan zat aktif dalam rosela sebenarnya sangat mudah untuk dikenali. Rosela
yang telah hilang kemanfaatannya dikenali melalui warna dari seduhan kelopak
rosela. Tidak adanya warna merah anggur khas rosela dalam seduhannya
menunjukkan antosianin (zat aktif dalam rosela, red.) telah
terdegradasi dan khasiatnya pun sudah tidak ada lagi. Hal ini terjadi pada
hasil olahan rosela yang berbentuk sirup dalam botol kaca bening yang terkena
sinar matahari langsung.
Teh
Untuk
mendapatkan khasiat terbaik dalam kelopak rosela sebenarnya tidak sulit. Untuk
mendapatkan teh rosela, bunga yang sudah dipetik, dijemur di bawah terik
matahari selama 1-2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan
bijinya. Kemudian cuci air bersih dan jemur kembali selama 3-5 hari. Remas
kelopaknya, jika mudah menjadi bubuk artinya kadar air telah mencapai 4-5%.
Seduh 2-3 g teh rosela dengan air mendidih hingga larut dan air berubah menjadi
kemerahan. Untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah
kalori seperti gula jagung. Atau setelah dipisahkan dari bijinya, bunga segar
rosela yang telah dicuci dapat langsung diseduh dengan air panas.
Di Afrika, khususnya di Sahel, rosela umumnya digunakan untuk membuat teh manis
herbal yang biasa dijual di jalanan. Bunga-bunga kering dapat ditemukan di
pasar-pasar setempat. Teh Rosella juga cukup mudah dijumpai di Italia, di mana tanaman ini menyebar pada dekade pertama
abad ke-20 sebagai produk khas dari koloni Italia. Di Trinidad dan
Tobago di mana banyak
diproduksi bir, di sini memproduksi Shandy Sorrel yaitu minuman teh
dikombinasikan dengan bir.
Di
Thailand, Rosella diminum sebagai teh, diyakini juga mengurangi kolesterol. Hal
ini juga dapat dibuat menjadi anggur, rosella biasanya ditemukan dalam teh
herbal yang dijual di pasaran, khususnya teh yang diiklankan
sebagai berry-flavored, karena rosella bisa memberikan warna merah cerah
untuk makanan dan minuman.
Selai
Di Afrika, rosela dijadikan selai atau jeli. Itu diperoleh
dari serat yang terkandung dalam kelopak rosela. Rosela juga bisa dibuat salad
buah yang dimakan mentah. Dapat juga dikonsumsi dengan kacang tumbuk atau
direbus sebagai pengisi kue sesudah dimasak dengan gula. Kerap bisap-sebutan
rosela di Senegal disuguhkan sebagai minuman tradisional saat
natal. Caranya, kelopak rosela dicampur irisan jahe dan gula lalu ditaruh pada
teko tembikar. Setelah itu dididihkan dan diamkan semalam. Disajikan dengan
menambahkan es dan rum, ‘Jus’ itu berasa, beraroma, dan berwarna mirip minuman
anggur.
Sayuran
Dalam
masakan Andhra, cannabinus Hibiscus atau rosella disebut
dengan nama Gongura yang secara luas digunakan sebagai masakan. Daun
rosella diolah dengan cara dikukus bersama dengan lentil dan dikonsumsi
sebagai bubur.
Masakan tersebut juga dicampur dengan rempah-rempah dan
dibuat menjadi Pacchadi.
Obat
Banyak
bagian dari tanaman juga diklaim memiliki nilai herbal dalam hal obat-obatan.
Mereka telah digunakan untuk tujuan pengobatan seperti Meksiko melalui Afrika,
dan juga dari India hingga menyebar ke Thailand. Rosella dikaitkan dengan obat
tradisional dan dipercaya bisa mengobati beberapa penyakit seperti hipertensi dan
infeksi saluran kemih.
Fitokimia (senyawa pada
tumbuhan)
Tanaman
ini mengandung antosianin, asam
protosatekuat, asam askorbat, ekstrak
saliks, glikosida cardiac, flavonoid, saponin,alkaloid, sardenoleda, anthocyanins
delphinidin-3-O-sambubioside, cyanidin-3-O-sambubioside, Rosella
kering mengandung flavonoid
gossypetin, hibiscetine dan sabdaretine. Pigmen utama yang
sebelumnya dilaporkan sebagai hibiscin telah diidentifikasi
sebagai daphniphylline. Sejumlah kecil myrtillin (delphinidin
3-monoglucoside), Chrysanthenin (cyanidin 3-monoglucoside), dan delphinidin juga
terdapat pada tanaman ini.
Sumber: kumpulan artikel-artikel internet
Baca Selengkapnya → Rosella dan Khasiatnya